5 Poin Penting Hasil COP29 Baku Azerbaijan

Usaha menjaga iklim memerlukan upaya dalam skala global. COP29 menjadi salah satu upaya menangani perubahan iklim.

Dalam artikel ini

Share artikel

Penghujung tahun 2024 menjadi momen yang cukup penting terhadap keberlangsungan kehidupan dan iklim. Salah satunya adalah konferensi COP yang diselenggarakan oleh United Nations (UN). Artikel ini merangkum 5 hal penting yang dihasilkan pada konferensi COP29.

Mengenal COP

Conference of Parties (COP), adalah rangkaian pertemuan formal, dimana pemerintah menilai upaya global untuk memajukan Paris Agreement and the Convention, serta membatasi pemanasan global hingga 1,5°C berdasarkan ilmu pengetahuan termutakhir. Dalam COP, para pemimpin dunia berkumpul untuk mengukur kemajuan dan merundingkan cara terbaik untuk mengatasi perubahan iklim.

Mengenal COP

Saat ini terdapat 198 Pihak (197 negara ditambah Uni Eropa) dalam Konvensi tersebut. Konferensi COP ke-29 ini berlangsung di Baku, Azerbaijan, pada 11-22 November 2024.

Dengan lebih dari 65.000 peserta terdaftar dari hampir 200 negara, COP29 di Baku menghasilkan keterlibatan yang melebihi perkiraan, menjadikan COP29 sebagai COP terbesar kedua yang pernah tercatat.

Hasil COP29

Poin Penting

Kegiatan yang telah selesai pada 24 November 2024 ini telah menghasilkan beberapa output penting bagi keadaan iklim dunia kedepannya. Beberapa poin penting yang dihasilkan adalah:

1. Kesepakatan Climate Finance

Hasil penting dari COP29 adalah kesepakatan pendanaan iklim, dimana negara-negara maju berjanji untuk menyediakan setidaknya $300 miliar per tahun untuk membantu negara-negara berkembang. Komitmen ini bertujuan untuk mengatasi tantangan keuangan akibat perubahan iklim, khususnya di negara-negara rentan. Namun angka ini masih jauh dari target kebutuhan awal yaitu $1,3 triliun per tahun. 

2. Global Carbon Markets

Terobosan besar lainnya di COP29 adalah finalisasi peraturan pasar karbon global berdasarkan Pasal 6 Perjanjian Paris. Setelah hampir satu dekade melakukan negosiasi, negara-negara menyepakati dua mekanisme:

  • Pasal 6.2: Mengatur perdagangan karbon bilateral antar negara.
  • Pasal 6.4: Menetapkan mekanisme pemberian kredit global untuk pengurangan emisi.

3. Penyaluran Loss and Damage Fund

Loss and Damage Fund yang diinisiasi pada COP27 akan mulai mengalir ke negara-negara yang paling terkena dampak iklim, mulai tahun 2025, untuk mengatasi kebutuhan akan kerugian dan kerusakan yang mendesak dengan nominal komitmen awal sebesar $730 juta.

4. NDC 2025

Pada bulan Februari 2025 semua negara harus mengajukan rencana baru tentang bagaimana mereka akan mengurangi emisi dan beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim, yang dikenal sebagai Nationally Determined Contributions (NDCs).

Hal ini akan menjadi penanda besar berikutnya setelah COP mengenai bagaimana kinerja yang dilakukan dalam menuju net zero.

5. Menuju COP30 di Brazil

Fokus yang akan dibawa adalah terkait ekosistem penting seperti Amazon, dan memastikan bahwa tahun 2025 menjadi tahun yang penting bagi aksi iklim global. Diprediksi akan ada gelombang baru energi politik dan industri yang mendukung percepatan dekarbonisasi sektoral, terutama di sektor-sektor yang sulit untuk dikurangi; peningkatan fokus pada pembukaan modal swasta untuk transisi pasar negara berkembang.

Artikel lainnya

Waskita Jragung Penanaman 256 Pohon Produktif

256 Pohon Produktif untuk Warga Sekitar Bendungan Jragung dari Waskita

Dusun Borangan yang terletak di sekitar area pembangunan Bendungan Jragung kini mendapatkan asa baru yang berkelanjutan.

Target Net Zero Emission Indonesia Maju

Target Net Zero Emission Indonesia ditargetkan lebih cepat 10 tahun

Dalam KTT G20 Presiden RI menyampaikan visi besar Indonesia terhadap isu keberlanjutan lingkungan

PT BNM Tbk CSR Mangrove Pantai Bahagia

1.000 Mangrove PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk untuk Pertahankan Pantai Bahagia

Pantai Bahagia yang tergerus abrasi harus diselamatkan. Penanaman mangrove menjadi harapan masyarakat setempat.